Breaking News

Puncak Peringatan Hari Jadi Puskor Hindunesia Ke-22, Momentum Evaluasi Pengabdian

Hari Jadi Puskor Hindunesia Ke-22
HARI JADI MERIAH: Acara puncak Peringatan Hari Jadi Pusat Koordinasi Hindu Indonesia (Puskor Hindunesia) Ke-22 di lantai 3 Gedung Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram, Kota Mataram, NTB, Minggu (27/04/2025), diresmikan Gubernur NTB dalam hal ini diwakili Kepala Disnakertrans NTB, dan ditandai dengan pemotongan tumpeng.

Mataram (postkotantb.com)-  Setelah satu pekan melaksanakan sejumlah rangkaian kegiatan, Pusat Koordinasi Hindu Indonesia (Puskor Hindunesia) akhirnya mencapai puncak hari jadinya yang Ke-22, Minggu (27/04/2025) malam.

Acara puncak ini berlangsung di lantai 3 Gedung Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram. Hadir dalam kesempatan tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Binmas Hindu Kemenag RI, perwakilan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Rektor IAHN Gde Pudja Mataram.

Turut hadir, Binmas Kanwil Kemenag NTB, Budayawan dari India dan Malaysia, para tokoh adat dan agama serta sejumlah lembaga dan organisasi masyarakat Hindu. Diantaranya, PHDI NTB, Prajniti NTB, berikut para relawan Puskor Hindunesia Dekorwil NTB.

Puncak Hari Jadi Puskor Hindunesia Ke-22 dibuka secara resmi Gubernur NTB dalam hal ini diwakili Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) NTB, I Gede Putu Aryadi, S. Sos. Dengan mengusung tema, 'Menabur Kemuliaan Pelayanan dan Pengabdian Dharma Nusantara menuju Indonesia Emas 2045'.

Dalam sambutannya, Ketua Umum (Ketum) Puskor Hindunesia, Dr. Ida Bagus Ketut Susena, S. Kom., memuji perayaan Hari Jadi Puskor Hindunesia ke-22 di Pulau Lombok, NTB. Menurutnya, hari jadi kali ini terasa sangat berbeda dan meriah dibanding daerah-daerah lainnya yang lebih mengedepankan konsep kesederhanaan.

Untuk diketahui bahwa rangkaian kegiatan menuju puncak acara mulai dari Tanggal 23 sampai dengan 27 April, dilaksanakan dengan sukses. Sehingga ia bahagia dan bangga, serta memberikan apresiasi, karena sampai pada puncak peringatan Hari jadi organisasi, Dekorwil NTB sudah melakukan yang terbaik.

"Ini tidak lepas dari kerja keras dan kreatifitas Puskor Hindunesia Dekorwil NTB, serta support penggalangan dana secara internal organisasi. Itu yang membuat perayaannya meriah," pujinya.

Kendati demikian, ia berpesan agar seluruh anggota Puskor Hindunesia se Nusantara, hendaknya dapat menjadikan hari jadi sebagai momentum untuk mengevaluasi konsep pelayanan dan pengabdian dalam rangka mensukseskan program-program organisasi ke depan.

Khusus pengurus Dekorwil NTB, ia mendorong agar sebisa mungkin menjalin kolaborasi dan harmonisasi dengan pemerintah, baik melalui kegiatan, masukan, dan saran yang konstruktif untuk membantu mensukseskan program di daerah.

"Mudah-mudahan di Hari Jadi ini, secara nasional khususnya Dekorwil NTB, bisa selalu berbenah," harapnya.

Pada kesempatan tersebut, Ketum menginformasikan, bahwa Dekornas memperoleh dana bantuan dari Dirjen Binmas Hindu sebesar Rp. 100 Juta. Dana itu nantinya akan dibagi ke daerah, untuk membantu pengurus dalam menjalankan pengabdiannya terhadap umat.

"Begitu juga sebaliknya, saya berharap agar pengurus di daerah dapat merangkul berbagai pihak yang dapat memberikan dukungan pendanaan. Karena ke depan kebutuhan untuk bantuan sosial sangat banyak sekali," pesannya.

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Binmas Hindu Kemenag RI, Prof Dr. Drs I Nengah Duija, M.Si., mengulas tentang sejumlah pertanyaan bahkan perdebatan terkait Hindu Nusantara.

Hal ini seolah-olah pembahasan tentang Hindu belum selesai, namun tanpa mempraktikkan dan melaksanakan setiap ajaran-ajaran Hindu. Berbeda dengan Puskor Hindunesia. Pengabdiannya terhadap Umat termasuk dalam upaya merealisasikan ajaran-ajaran agama Hindu.

"Agama itu pengabdian. Oleh karena itu saya berharap, teman-teman di Puskor Hindunesia, teruslah memberikan pelayanan dan pengabdian terhadap umat. Tidak perlu berdebat tentang Tuhan yang maha sempurna," ujarnya.

Ia berpesan agar Puskor Hindunesia tetap meyakini bahwa Hindu di Indonesia adalah Hindu Nusantara. Menurutnya, Hindu Nusantara adalah Hindu yang mengkristal, bercampur dengan nilai-nilai kearifan lokal di seluruh Indonesia.

"Ibarat Air, meski dituang ke cangkir atau botol, tetaplah air. Perbedaan hanya wadah cangkir dan botol," imbuhnya.

Gubernur NTB dalam hal ini diwakili Kepala Disnakertrans NTB, I Gede Putu Aryadi, S. Sos., menilai bahwa tidak banyak orang yang mengambil jalan pelayanan dan pengabdian. Keberadaan Puskor Hindunesia, merupakan wujud kesadaran bahwa salah satu jalan insan yang Bhakti. Tentunya dengan etos kerja, kesabaran, dan keikhlasan.

Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, kata Gede Aryadi, memiliki tiga fokus program. Diantaranya pengentasan kemiskinan, penguatan ekonomi dan ketahan pangan yang berkelanjutan, serta mewujudkan pariwisata NTB berkelas Dunia.

Dari tiga fokus program NTB, semua ditentukan oleh etos kerja, kompetensi, serta pelayanan dan pengabdian. Ia mengapresiasi Program Puskor di Pelayanan dan pengabdian terkandung makna membangun kesadaran dan pemberdayaan masyarakat.

"Atas nama Pemprov NTB, Kami mengajak Puskor Hindunesia berkolaborasi dukung pemerintah dengan misi membangun yang makmur Mendunia. Target-taregt yang sudah dicanangkan pemerintah, membutuhkan dukungan masyarakat," Jelasnya.

Dengan integritas, kemampuan, dan kejujuran, Pemprov NTB akan memberikan ruang dan peran bagi siapapun yang ingin membangun kolaborasi demi kemajuan daerah. "Mari kita beryadnya, memberikan pelayanan dan pengabdian tanpa berharap hasilnya," ajaknya.(RIN)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close