![]() |
(kiri) Ketua Gerakan Advokasi Nusantara (Ganas), Lalu Anugerah Bayu Adi bersama (kanan) Ketua Gumi Paer, Lalu Junaidi. |
Mataram (postkotantb.com)- Ketua Gumi Paer, Lalu Junaidi, mengaku tergelitik dengan banyaknya warning yang mengudara di sejumlah media online setelah organisasinya bergerak hearing untuk memperjelas masalah Wakil Rektor (Warek) I Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT).
"Saya heran, kok baru sekarang pada ribut di media. Kemarin pada ke mana saat kita hearing kesana kemari. Saya mengingatkan agar perangkat yang dipasang UMMAT jangan membual," ungkap Junaidi kepada wartawan media ini, Jumat (07/03/2025) malam.
Ia menilai, sejumlah pernyataan dan kecaman yang dilayangkan pihak kampus, memberikan kesan kelemahan dan kebobrokan sistem di internal UMMAT. Selain itu, hal tersebut juga kian menguatkan indikasi adanya kepentingan elit kampus melalui persoalan Warek I.
Seperti pernyataan Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) NTB yang menyinggung peran dan kode etik lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau non government organisation (NGO).
Ia menegaskan, sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku disebutkan bahwa LSM salah satu perannya membangun Civil Society. Terlepas dari jabatannya, secara personal Warek I merupakan satu dari sekian banyak putra kebanggaan Pulau Lombok.
Keberadaannya di kampus UMMAT, juga mewakili nama baik daerah terutama masyarakat dan keluarga. Sebaliknya, pihak-pihak yang didatangi organisasi merupakan lembaga yang berkompeten.
"Kasus ini tidak sebatas urusan internal kampus. Tapi sudah menjadi konsumsi publik karena tersebar luas sebelum ada pembuktian. Keberadaan kami cukup obyektif, kampus juga harus transparan, jangan petak umpet dong," sentilnya.
Di sisi lain, ia mempertanyakan soal kemunculan satgas PPKS di tengah perjalanan tim investigasi yang dibentuk rektor dan Badan Pembina Harian (BPH).
Padahal dua kali surat keputusan Ditlitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang penonaktifan Warek I, disebutkan secara terpisah bahwa tugas penyelidikan kasus Warek I diberikan kepada Tim Investigasi UMMAT.
"Kami berkomitmen akan tetap mengawal kasus ini, dan dalam waktu dekat kami pastikan akan mendatangi pimpinan pusat Muhammadiyah supaya Klir barang ini, "tegas Junaidi.(RIN)
0 Komentar