Mataram (postkotantb.com)- Isu soal adanya Polemik pada pelaksanaan Lokasabha III Pinandita Pesanggrahan Nusantara (PSN) Koordinator Daerah (Korda) Kota Mataram di sejumlah media online, dibantah Anggota PSN Korda Kota Mataram Pinandita Istri Desak Ayu witari Dewi.
Dalam konferensi pers yang digelar dikediaman Guru Mangku Gede Wenten, Jumat (10/01/2025), wanita yang saat pelaksanaan lokasabha ditunjuk sebagai Ketua Sidang menilai, pernyataan yang disampaikan melalui pemberitaan motifnya tidak jelas dan provokatif.
"Motif-motif dalam pemberitaan itu tidak jelas dan nyata-nyata hoaks. Apalagi di sana dikatakan ada anggota PSN yang enggan disebutkan namanya," ketusnya.
Jika menyebutkan nama, tegas Ayu, pihak yang memberikan pernyataan di sejumlah media online, bisa dituntut secara pidana disebabkan penyebaran ujaran kebencian. Ia menerangkan, PSN merupakan Ormas Hindu berbasis usulan dari para anggota sebagai peserta sidang paripurna Lokasabha III (Bottom Up) yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Anggota (KTA).
"Ada 109 anggota dibuktikan KTA PSN Korda Kota Mataram. Banyak Pinandita di Kota Mataram ini, tapi belum tentu anggota organisasi kalau tidak memiliki KTA," terangnya.
Dalam lokasabha, lanjut Ayu, terdapat 10 Koordinator Lapangan (Korlap) yang diberikan mandat sebagai wakil yang menyuarakan keanggotaan PSN di masing-masing kecamatan, memiliki hak suara sebagai peserta.
Dijelaskan Ayu bahwa pada pelaksanaan lokasabha, ada dua calon yang diusulkan. Pinandita Drs. I Ketut susila dan Ketut sante. Dua calon itu disahkan oleh dua korlap. Lalu, kedua calon tersebut dipanggil satu persatu untuk ditanyakan komitmennya. Namun Ketut Sante mengundurkan diri dan mengaku belum siap.
"Di sini para peserta lokasabha musyawarah mufakat, siapa yang akan dipilih sebagai ketua baru. Mereka pun menyetujui Ketut Susila, dan surat berita acara penyataan persetujuan korlap memilih dan menyetujui ketua PSN yang Baru," ulasnya.
Hal ini pun diperkuat dengan surat keputusan yang ditandatangani ketua sidang, sampai terpilihnya ketua PSN Korda Kota Mataram. Kemudian dirangkum dalam laporan kegiatan lokasabha, termasuk surat keputusan, berita acara, usulan korlap dan pimpinan sidang. Karenanya pihaknya memastikan bahwa pelaksanaan Lokasabha III PSN Korda Kota Mataram sudah sah.
"Pada lokasabha kemarin ini sudah mengakomodir semua Korlap yang ada di Kota Mataram. Lokasabha sudah berjalan secara demokratis, sesuai tata tertib, AD/ART, serta sila keempat Pancasila," tegasnya.
Ia menambahkan, Lokasabha III PSN Korda Kota Mataram, Ketua PSN Korwil NTB, Gusti Mangku Marjane yang kala itu, memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi, serta Ketua PHDI Kota Mataram pun turut memberikan sambutan. Kegiatan itu juga disaksikan para penyuluh Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram.
Kritik Sikap DPRD Kota Mataram
Guru Mangku Gede Wenten selaku Penasehat PSN Korda Kota Mataram pun menyesalkan adanya peryataan oknum di media online. Padahal, pihaknya senantiasa membuka ruang seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin mengkritisi pelaksanaan lokasabha
Ditambah lagi Komisi IV DPRD Kota Mataram, Nengah Sugiartha (Ical) yang diharapkan bisa bersikap bijaksana, memberikan pernyataan yang menurutnya kian memperkeruh keadaan internal organisasi. Terlebih lagi, anggota dewan tersebut juga tidak terlibat secara langsung pada pelaksanaan lokasabha.
"Nggak perlu lagi lewat-lewat media. Kalau keberatan, kita bisa duduk bersama, sehingga tidak langsung menjadi konsumsi publik. Tugas pinandita adalah pelayan keumatan dan abdi negara atau Swadharma Agama, Swadharma negara," ujarnya.
Fokus Laksanakan Visi-Misi
Sementara itu Ketua Terpilih PSN Korda Kota Mataram, Pinandita Drs. I Ketut susila, menilai, pihak-pihak yang memberikan pernyataan di media online, tidak menjadi kendala. Ia tetap fokus dalam menjalankan tugas dan kewajiban yang diamanahkan organisasi.
Termasuk visinya yaitu menjadikan Pinandita yang profesional, memiliki integritas yang tinggi, serta stigma yang tangguh. Sedangkan misinya, meningkatkan kualitas Pinandita.
Dengan meningkatkan pengetahuan kepinanditaan agar memiliki kemampuan yang andal, profesional, dan dapat melaksanakan tugas serta kewajibannya dengan penuh tanggung jawab.
"Seorang pinandita harus siap untuk mayah, payah, dan layah. Intisari dari program kami adalah pengabdian kepada masyarakat," tandasnya.(RIN)
Dalam konferensi pers yang digelar dikediaman Guru Mangku Gede Wenten, Jumat (10/01/2025), wanita yang saat pelaksanaan lokasabha ditunjuk sebagai Ketua Sidang menilai, pernyataan yang disampaikan melalui pemberitaan motifnya tidak jelas dan provokatif.
"Motif-motif dalam pemberitaan itu tidak jelas dan nyata-nyata hoaks. Apalagi di sana dikatakan ada anggota PSN yang enggan disebutkan namanya," ketusnya.
Jika menyebutkan nama, tegas Ayu, pihak yang memberikan pernyataan di sejumlah media online, bisa dituntut secara pidana disebabkan penyebaran ujaran kebencian. Ia menerangkan, PSN merupakan Ormas Hindu berbasis usulan dari para anggota sebagai peserta sidang paripurna Lokasabha III (Bottom Up) yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Anggota (KTA).
"Ada 109 anggota dibuktikan KTA PSN Korda Kota Mataram. Banyak Pinandita di Kota Mataram ini, tapi belum tentu anggota organisasi kalau tidak memiliki KTA," terangnya.
Dalam lokasabha, lanjut Ayu, terdapat 10 Koordinator Lapangan (Korlap) yang diberikan mandat sebagai wakil yang menyuarakan keanggotaan PSN di masing-masing kecamatan, memiliki hak suara sebagai peserta.
Dijelaskan Ayu bahwa pada pelaksanaan lokasabha, ada dua calon yang diusulkan. Pinandita Drs. I Ketut susila dan Ketut sante. Dua calon itu disahkan oleh dua korlap. Lalu, kedua calon tersebut dipanggil satu persatu untuk ditanyakan komitmennya. Namun Ketut Sante mengundurkan diri dan mengaku belum siap.
"Di sini para peserta lokasabha musyawarah mufakat, siapa yang akan dipilih sebagai ketua baru. Mereka pun menyetujui Ketut Susila, dan surat berita acara penyataan persetujuan korlap memilih dan menyetujui ketua PSN yang Baru," ulasnya.
Hal ini pun diperkuat dengan surat keputusan yang ditandatangani ketua sidang, sampai terpilihnya ketua PSN Korda Kota Mataram. Kemudian dirangkum dalam laporan kegiatan lokasabha, termasuk surat keputusan, berita acara, usulan korlap dan pimpinan sidang. Karenanya pihaknya memastikan bahwa pelaksanaan Lokasabha III PSN Korda Kota Mataram sudah sah.
"Pada lokasabha kemarin ini sudah mengakomodir semua Korlap yang ada di Kota Mataram. Lokasabha sudah berjalan secara demokratis, sesuai tata tertib, AD/ART, serta sila keempat Pancasila," tegasnya.
Ia menambahkan, Lokasabha III PSN Korda Kota Mataram, Ketua PSN Korwil NTB, Gusti Mangku Marjane yang kala itu, memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi, serta Ketua PHDI Kota Mataram pun turut memberikan sambutan. Kegiatan itu juga disaksikan para penyuluh Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram.
Kritik Sikap DPRD Kota Mataram
Guru Mangku Gede Wenten selaku Penasehat PSN Korda Kota Mataram pun menyesalkan adanya peryataan oknum di media online. Padahal, pihaknya senantiasa membuka ruang seluas-luasnya bagi siapa saja yang ingin mengkritisi pelaksanaan lokasabha
Ditambah lagi Komisi IV DPRD Kota Mataram, Nengah Sugiartha (Ical) yang diharapkan bisa bersikap bijaksana, memberikan pernyataan yang menurutnya kian memperkeruh keadaan internal organisasi. Terlebih lagi, anggota dewan tersebut juga tidak terlibat secara langsung pada pelaksanaan lokasabha.
"Nggak perlu lagi lewat-lewat media. Kalau keberatan, kita bisa duduk bersama, sehingga tidak langsung menjadi konsumsi publik. Tugas pinandita adalah pelayan keumatan dan abdi negara atau Swadharma Agama, Swadharma negara," ujarnya.
Fokus Laksanakan Visi-Misi
Sementara itu Ketua Terpilih PSN Korda Kota Mataram, Pinandita Drs. I Ketut susila, menilai, pihak-pihak yang memberikan pernyataan di media online, tidak menjadi kendala. Ia tetap fokus dalam menjalankan tugas dan kewajiban yang diamanahkan organisasi.
Termasuk visinya yaitu menjadikan Pinandita yang profesional, memiliki integritas yang tinggi, serta stigma yang tangguh. Sedangkan misinya, meningkatkan kualitas Pinandita.
Dengan meningkatkan pengetahuan kepinanditaan agar memiliki kemampuan yang andal, profesional, dan dapat melaksanakan tugas serta kewajibannya dengan penuh tanggung jawab.
"Seorang pinandita harus siap untuk mayah, payah, dan layah. Intisari dari program kami adalah pengabdian kepada masyarakat," tandasnya.(RIN)
0 Komentar