Mataram (postkotantb.com)- Kritikan aktivis Hindu-Lombok yang menyoal tidak dilibatkannya para tokoh, budayawan, serta Puri Cakranegara dalam agenda Kunjungan Kerja (Kunker) Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon, memantik respon anggota Komisi V DPRD NTB, H. M. Jamhur.
Dewan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini pun menyesalkan sikap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, utamanya Kepala Museum Negeri NTB yang tidak mengundang budayawan Hindu- Lombok.
"Kalau bicara kebudayaan, kita punya ragam budaya dan agama di NTB lebih-lebih saudara kita yang beragama Hindu punya sejarah tersendiri di Pulau Lombok," timpalnya, Jumat (10/01/2025).
Menurutnya, kehadiran budayawan Hindu-Lombok tidak hanya sebagai simbol moderasi beragama. Karena keberadaannya merupakan hasil dari proses sejarah yang kompleks. Yaitu pertukaran budaya, migrasi, dan percampuran agama.
Belum lagi banyak situs serta benda pusaka milik umat dan kerajaan Hindu, yang sebagiannya dipelihara dengan baik, sebagiannya sudah tersimpan di Museum Negeri NTB bahkan nasional.
Dengan kehadiran budayawan Hindu-Lombok bahkan keturunan kerajaan Hindu di Lombok, tentunya Menbud Fadli Zon akan mendapatkan penjelasan yang utuh.
Karenanya ia berharap, Dinas Dikbud NTB, maupun Museum Negeri NTB ke depannya tidak lagi mengulangi kelalaiannya tidak melibatkan seluruh tokoh budayawan.
"Seharusnya Museum Negeri NTB punya data-data budayawan. Berdasarkan data itulah maka museum mengundang para tokoh. Intinya ke depan nggak boleh ada simpul-simpul penting yang tidak diikutsertakan oleh pemerintah," tandasnya.(RIN)
Dewan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini pun menyesalkan sikap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, utamanya Kepala Museum Negeri NTB yang tidak mengundang budayawan Hindu- Lombok.
"Kalau bicara kebudayaan, kita punya ragam budaya dan agama di NTB lebih-lebih saudara kita yang beragama Hindu punya sejarah tersendiri di Pulau Lombok," timpalnya, Jumat (10/01/2025).
Menurutnya, kehadiran budayawan Hindu-Lombok tidak hanya sebagai simbol moderasi beragama. Karena keberadaannya merupakan hasil dari proses sejarah yang kompleks. Yaitu pertukaran budaya, migrasi, dan percampuran agama.
Belum lagi banyak situs serta benda pusaka milik umat dan kerajaan Hindu, yang sebagiannya dipelihara dengan baik, sebagiannya sudah tersimpan di Museum Negeri NTB bahkan nasional.
Dengan kehadiran budayawan Hindu-Lombok bahkan keturunan kerajaan Hindu di Lombok, tentunya Menbud Fadli Zon akan mendapatkan penjelasan yang utuh.
Karenanya ia berharap, Dinas Dikbud NTB, maupun Museum Negeri NTB ke depannya tidak lagi mengulangi kelalaiannya tidak melibatkan seluruh tokoh budayawan.
"Seharusnya Museum Negeri NTB punya data-data budayawan. Berdasarkan data itulah maka museum mengundang para tokoh. Intinya ke depan nggak boleh ada simpul-simpul penting yang tidak diikutsertakan oleh pemerintah," tandasnya.(RIN)
0 Komentar