Mataram (postkotantb.com)- Aktivis Muda Hindu di Pulau Lombok, I Gusti Made Visnu Punar, mengaku geram dan kecewa terhadap Pemerintah Provinsi NTB. Dalam hal ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, khususnya pihak Museum Negeri NTB.
Pasalnya, pihak-pihak tersebut tidak pernah mengundang dan menghadirkan para tokoh maupun budayawan Hindu-Lombok, terutama keluarga Puri Cakranegara, selama agenda kunjungan kerja (Kunker) Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon.
"Kenapa kok menteri datang, Kepala Dinas Dikbud NTB, khususnya Kepala Museum NTB, tidak mengundang puri," singgungnya saat ditemui media ini, Kamis (09/01/2025).
Menurutnya, budaya di Pulau Lombok merupakan asimilasi dari budaya Hindu pada zaman Kerajaan Majapahit, serta budaya Hindu-Bali. Sehingga Keberadaan keluarga Puri Cakranegara beserta situs yang salah satunya, Taman Narmada, tidak hanya sebagai warisan budaya.
Situs tersebut sebagai bukti bahwa Puri Cakranegara, adalah akar budaya yang seharusnya dilibatkan oleh pemerintah daerah. Jika sejarah Taman Narmada dijelaskan pihak lain, maka pemahaman Menbud Fadli Zon, terhadap seni dan budaya Hindu-Lombok tidak komprehensif.
"Tujuan ke Taman Narmada saya rasa untuk memahami dan gimana cara memajukannya. Tapi salah satu pihak terbesar (Puri Cakranegara,red) sebagai pemilik budaya itu justru tidak diundang," timpalnya.
Ia mengingatkan Museum Negeri NTB, agar ke depannya tetap melibatkan para tokoh, budayawan, serta Puri Cakranegara, sebagai upaya menjaga keutuhan seni dan budaya di Bumi Gora.
"Saat kita bicara keragaman, harmoni, asimilasi budaya, bhineka tunggal ika, tapi kok kesannya ada diskriminasi. Tapi mudah-mudahan hanya karena faktor lupa," ujarnya.
"Yang kami harapkan, ayo kita sama-sama membangun, sama-sama terlibat, bersatu untuk kemajuan bersama. Kita bicara pelestarian pohon, tapi malah membuang akarnya. Itu kan janggal," tandasnya.(RIN)
Pasalnya, pihak-pihak tersebut tidak pernah mengundang dan menghadirkan para tokoh maupun budayawan Hindu-Lombok, terutama keluarga Puri Cakranegara, selama agenda kunjungan kerja (Kunker) Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon.
"Kenapa kok menteri datang, Kepala Dinas Dikbud NTB, khususnya Kepala Museum NTB, tidak mengundang puri," singgungnya saat ditemui media ini, Kamis (09/01/2025).
Menurutnya, budaya di Pulau Lombok merupakan asimilasi dari budaya Hindu pada zaman Kerajaan Majapahit, serta budaya Hindu-Bali. Sehingga Keberadaan keluarga Puri Cakranegara beserta situs yang salah satunya, Taman Narmada, tidak hanya sebagai warisan budaya.
Situs tersebut sebagai bukti bahwa Puri Cakranegara, adalah akar budaya yang seharusnya dilibatkan oleh pemerintah daerah. Jika sejarah Taman Narmada dijelaskan pihak lain, maka pemahaman Menbud Fadli Zon, terhadap seni dan budaya Hindu-Lombok tidak komprehensif.
"Tujuan ke Taman Narmada saya rasa untuk memahami dan gimana cara memajukannya. Tapi salah satu pihak terbesar (Puri Cakranegara,red) sebagai pemilik budaya itu justru tidak diundang," timpalnya.
Ia mengingatkan Museum Negeri NTB, agar ke depannya tetap melibatkan para tokoh, budayawan, serta Puri Cakranegara, sebagai upaya menjaga keutuhan seni dan budaya di Bumi Gora.
"Saat kita bicara keragaman, harmoni, asimilasi budaya, bhineka tunggal ika, tapi kok kesannya ada diskriminasi. Tapi mudah-mudahan hanya karena faktor lupa," ujarnya.
"Yang kami harapkan, ayo kita sama-sama membangun, sama-sama terlibat, bersatu untuk kemajuan bersama. Kita bicara pelestarian pohon, tapi malah membuang akarnya. Itu kan janggal," tandasnya.(RIN)
0 Komentar