Breaking News

Strategi Identifikasi dalam Menjaga dan Mengembangkan Eksistensi Seni dan Dudaya Kabupaten Lombok Utara

 


Lombok Utara, (postkotantb.com) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda Kabupaten Lombok Utara Kamis, 17 Oktober 2024 di Gedung Perpustakaan Desa Santong Mulia Kecamatan Kayangan mengadakan kegiatan Ngopi Bareng (Ngobrol Kebudayaan) yang diikuti oleh seluruh perwakilan tokoh adat dan budaya di wilayah kerja Camat Kayangan.

Kegiatan ini sebagai upaya identifikasi Zona Kesenian dan kebudayaan dalam rangka menjaring kunjungan wisatawan untuk berkunjung ke obyek obyek wisata di Kabupaten Lombok Utara.


Ngopi Bareng (Ngobrol Kebudayaan) merupakan sharing session untuk membagi pengetahuan, pengalaman, informasi dan ide-ide sebagai cara untuk mengembangkan diri dan belajar dari orang lain.

Pada kesempatan ini, pemateri sharing session adalah Bappeda KLU, Gatot Sugihartono, ST, didampingi Kadis Perijinan Terpadu Satu Pintu, Evi Winarni, Kadis Perpustakaan, Wahyu Darmawan, Sekdis Pariwisata KLU, Zulkarnain dan Moderator, Kepala Bidang Kebudayaan, Matrik, S.Pd.

Diskusi ini bertujuan untuk merumuskan strategi identifikasi dalam menjaga dan mengembangkan eksistensi seni dan budaya di Kabupaten Lombok Utara di masing masing kecamatan hingga di tingkat Desa.

Kepala Bappeda KLU, Gatot Sugihartono menyampaikan keresahan terhadap kurangnya dokumentasi karya seniman, minimnya apresiasi terhadap seni lokal, dan perlunya menginventarisir dan integrasi budaya sebagai komponen penunjang wisatawan yang berkunjung ke wilayah KLI.

“Hal yang harus kita jaga saat ini adalah minat apresiasi terhadap seniman,” jelas Gatot.

Para seniman menyoroti kekurangan fasilitas untuk berkesenian dan menyarankan agar pemerintah melalui dinas dinas terkait lebih aktif memfasilitasi kegiatan seni dan budaya yang cendrung semakin hilang dari peradaban.

“Mereka memerlukan tempat dan bimbingan, bukan hanya sekedar sebagai hiburan sesat, namun sebagai kreatifitas rutin mengarah kepada ekonomi kreatif.

Kita harus membangun pola pikir seniman dan budaya yang ada agar bisa berkontribusi positif,” katanya.

Gatot juga menyinggung tentang pentingnya pemanfaatan aset budaya dan fasilitas publik untuk kegiatan pentas seni. melalui kesempatan ini Bappeda sebagai Badan Perencanaan anggaran Pembangunan Daerah memastikan akan memberikan akses lebih luas kepada seniman dan budayawan pada tahun 2025 mendatang.
" Saya meminta bantuan untuk menciptakan komitmen bersama demi kemajuan seni dan budaya di Bumi Tioq Tata Tunak yang kita cintai ini” tambahnya.

Pada session diskusi, “Saya mewakili teman-teman pelaku seni dan budaya, ucap salah satu tokoh adat Wet Sesait
(Sekolah Adat wet Sesait)
Paguyuban Peresian Paer Daya sekaligus Ketua Kesenian Cupak Gurantang " Pusakajati  Sesait" Masidep.S.Pd
MHA mengusulkan agar disediakan sekretariat dan tempat pentas para seniman yang telah di usulkan sejak lama namun belum ada kejelasan, ucap Masidep dan kawan kawan.
Senada dengan Camat Kayangan, Siti Rukai'yah dengan semangat mengungkapkan sejumlah kesenian serta budayawan yang masih ada di wilayah kerjanya. "Kalau mereka sudah tidak ada, Siapa Generasi Penerus" ucapnya.

"Pihaknya sudah lama berharap dan sudah memiliki lahan pula, namun harapan masyarakat kami belum bisa terpenuhi" tambahnya. Kita tidak ingin anak muda yang potensial meniru budaya yang bertentangan dengan keyakinan serta budaya ke barat baratan yang cendrung bisa di lihat di Medsos. Setidaknya anak anak kita mulai di arahkan untuk menunjukan karya karya seni mereka lewat pagelaran sebagai hiburan wisatawan maupun investasi, harapnya.  

Semua peserta diskusi dihadapkan pada persoalan yang sama sebagaimana di Sampaikan tokoh pemuda yang cukup faham tentang adat dan Budaya, Raden Sawinggih asal kecamatan Bayan.


"Saya berjarak kita yang hadir ini untuk menciptakan komitmen bersama, demi kemajuan seni dan budaya di wilayah Lombok Utara ini,” tambahnya.

Raden Sawinggih menambahkan pentingnya melestarikan budaya lokal sebagai identitas KLU.
“Kita harus meregenerasi dan memelihara budaya. KLU harus menjadi daerah yang mampu bersaing dengan daerah lain kota dan juga kental dengan nilai-nilai budaya adat istiadatnya,” Terang Sawinggih.

Salah satu hasil konkret dari pertemuan ini adalah, rencana untuk mencatat maestro seni budaya khas KLU dan mendokumentasikan karya mereka.

“Pendataan dan dokumentasi maestro akan menjadi langkah awal. Kita perlu menghargai dan memelihara karya-karya mereka,” ujar Kepala Bappeda KLU.

Ia juga menyampaikan acara ini bukanlah pertemuan terakhir, melainkan langkah awal untuk diskusi berkelanjutan antara pemerintah dan pelaku seni dan Budayawan.


“Pertemuan ini akan berlanjut. Kita akan merumuskan bersama arah kebijakan yang bisa menjadi daerah tujuan wisata berkelanjutan, menjadi kebanggaan masyarakat KLU dengan budaya dan seninya,” tutup Gatot.

Pantauan postkotantb.com, "tak kalah pula semangat yang penuh harapan dari semua peserta yang hadir" (@ng)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close