Breaking News

Pemaknaan Orasi Politik Sekjen PDIP Dr. Ir. Hasto Kristiyanto, M.M. pada Rakerdasus PDIP NTB: Menggali Nilai Spiritualitas dan Kepemimpinan Bangsa

 

Oleh: Andra Ashadi.SH

Abstrak


Orasi politik Dr. Ir. Hasto Kristiyanto, M.M., Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dalam Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) PDIP NTB pada tanggal 26 Oktober 2024 di Mataram menyampaikan visi penting tentang spiritualitas Indonesia, kontribusi Bung Karno dalam pembebasan negara-negara Islam dari penjajahan, roh konstitusi demokrasi, dan konsep kepemimpinan berkarakter.

Orasi politik ini tidak hanya menjadi refleksi dari sejarah dan spiritualitas bangsa Indonesia tetapi juga menegaskan pentingnya kepemimpinan yang memiliki pengalaman, karakter kuat, dan kedalaman spiritual. Melalui tulisan ini, kita akan mengkaji secara mendalam isi orasi Hasto Kristiyanto untuk memahami lebih dalam visi kebangsaan yang berakar pada nilai-nilai spiritual, konstitusional, dan historis.

Kata Kunci: PDIP, spiritualitas Indonesia, Bung Karno, konstitusi, demokrasi, kepemimpinan berkarakter

Pendahuluan

Indonesia dikenal sebagai negara dengan keberagaman budaya, adat istiadat, dan agama yang hidup berdampingan secara harmonis. Pada Rakerdasus PDIP NTB, Hasto Kristiyanto menggarisbawahi bahwa Indonesia bukan sekadar negara demokratis, tetapi juga merupakan "negeri spiritual." Pernyataan ini menggugah dan menggali akar spiritualitas bangsa yang telah tertanam sejak lama. Selain itu, Hasto mengungkapkan upaya orde baru yang disebutnya “menyembunyikan” kontribusi internasionale Bung Karno, terutama dalam perannya sebagai tokoh pembebasan negara-negara Islam. Hasto juga menekankan bahwa konstitusi Republik Indonesia memiliki roh demokrasi yang harus ditegakkan, serta menekankan pentingnya kepemimpinan dengan pengalaman dan spiritualitas.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif melalui analisis  orasi politik Dr. Ir. Hasto Kristiyanto, M.M mengenai spiritualitas dan kepemimpinan bangsa pada Rapat Kerja Daerah Khusus (RAKERDASUS) PDIP NTB pada tanggal 26 Oktober 2024 di Mataram

Pembahasan

1. Indonesia Sebagai Negeri Spiritual*
Hasto Kristiyanto menggambarkan Indonesia sebagai negeri spiritual. Penegasan ini merujuk pada peran penting yang dimainkan oleh spiritualitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia, dengan keberagaman agama dan keyakinannya, menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang berdasar pada keyakinan spiritual. Hal ini tercermin dalam nilai Pancasila yang menjadi dasar negara. Kearifan lokal yang berlandaskan spiritualitas inilah yang membuat bangsa Indonesia dapat mempertahankan persatuan dalam keberagaman.

Menurut Hasto, spiritualitas ini adalah fondasi kuat yang harus terus dipertahankan dalam menghadapi tantangan zaman. Pemahaman bahwa Indonesia adalah “negeri spiritual” menjadi penting karena mengingatkan bangsa akan akar budaya dan nilai-nilai luhur yang bersifat universal.

2. Bung Karno dan Perannya dalam Pembebasan Negara Islam*
Poin penting lainnya dari orasi Hasto adalah peran Bung Karno dalam pembebasan negara-negara Islam dari penjajahan. Melalui Konferensi Asia-Afrika dan gerakan non-blok, Bung Karno dikenal sebagai simbol perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme, yang turut mempengaruhi perjuangan kemerdekaan di negara-negara Islam. Menurut Hasto, fakta bahwa 33 negara mengakui Bung Karno sebagai pendekar pembebasan negara-negara Islam merupakan bukti kontribusi besar Indonesia di dunia (internasionale).

Namun, Hasto mengkritik bagaimana orde baru, dalam kurun kekuasaannya, menekan peran sejarah Bung Karno dan meminggirkan narasi tentang kontribusi tersebut. Sejarah ini harus kembali diangkat dan dikenang agar bangsa Indonesia memahami posisi historisnya sebagai negara dengan peran aktif dalam perjuangan kemerdekaan dunia.

3. Roh Konstitusi Republik Indonesia adalah Demokrasi

Hasto Kristiyanto juga menekankan bahwa roh konstitusi Indonesia adalah demokrasi, yang mengutamakan kedaulatan rakyat sebagai dasar pemerintahan. Demokrasi Pancasila, yang berlandaskan musyawarah dan mufakat, adalah bentuk demokrasi yang sesuai dengan jati diri bangsa. Dalam konteks modern, demokrasi ini harus diperkuat untuk menghadapi berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri.

Pemaknaan “roh demokrasi” ini mengingatkan bahwa kekuasaan dalam negara tidak hanya bersifat formal, tetapi harus dijalankan dengan prinsip-prinsip moral dan etika yang berakar dari konstitusi. Dengan demikian, demokrasi bukan hanya mekanisme politik tetapi juga suatu nilai yang melandasi seluruh tatanan kehidupan berbangsa.

4. Kepemimpinan dengan Pengalaman, Karakter, dan Spiritualitas

Hasto menutup orasi idiologisnya dengan pandangan tentang kepemimpinan yang ideal bagi Indonesia. Kepemimpinan yang dimaksud adalah kepemimpinan yang tidak hanya berpengalaman, tetapi juga memiliki karakter kuat serta kedalaman spiritual. Pemimpin yang berkarakter dan berjiwa spiritual akan mampu mengutamakan kepentingan rakyat, bersikap adil, dan tetap teguh dalam menghadapi tantangan.

Pemimpin yang spiritual akan memiliki komitmen yang mendalam terhadap nilai-nilai luhur bangsa dan mampu menghadirkan kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Ini merupakan landasan penting bagi calon-calon pemimpin di masa depan untuk memiliki pengalaman, karakter, dan kesadaran spiritual dalam menjalankan amanat penderitaan rakyat.

Kesimpulan

Orasi politik Hasto Kristiyanto pada Rakerdasus PDIP NTB menjadi penegasan penting mengenai nilai spiritualitas, sejarah kontribusi Bung Karno, roh konstitusi demokrasi, dan kepemimpinan yang berkarakter. Sebagai negara yang berakar nilai-nilai spiritual, Indonesia harus kembali ke akar spiritualitas ini dalam menghadapi tantangan modern.

Mengingat sejarah kepahlawanan Bung Karno dalam kancah dunia, terutama dalam membebaskan negara-negara Islam dari kolonialisme, adalah upaya untuk meneguhkan posisi Indonesia di mata dunia.

Pemahaman bahwa konstitusi memiliki roh demokrasi memberikan landasan penting untuk menjaga kedaulatan rakyat. Kepemimpinan yang berkarakter, berpengalaman, dan memiliki kedalaman spiritual merupakan kebutuhan bagi bangsa ini untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan berdaulat.

Orasi Hasto menjadi ajakan bagi bangsa Indonesia untuk selalu mengingat dan memegang teguh nilai-nilai yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa, khususnya dalam menjalankan kepemimpinan yang berintegritas dan berjiwa spiritual. (**)

0 Komentar

Posting Komentar
Mulya Residence

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close