Sumbawa Besar (postkotantb.com) - Di tengah hiruk pikuknya hasil pertanian jagung pasca panen. Puluhan supplier menuntut hak sejumlah hasil panen penjualan jagung ke PT Samawa Tani Persada sebagai Mitra Bulog Sumbawa.
Hal itu ditegaskan Ketua LSM Gempur hamzah bersama Ahyar "Ribut" yang mendampingi supplier dari kecamatan Utan, Kecamatan Labangka, kepada awak media, Selasa (24/09/2024).
Dikatakan Hamzah Gempur berdasarkan surat perjanjian yang ditanda tangani di atas materai bahwa, semenjak bulan Juli lalu supplier dijanjikan oleh Direktur Perusahaan tersebut untuk segera dilunasi pembayaran namun sampai terbit perjanjian terakhir belum ada itikad baik untuk membayar hasil panen jagung milik para supleyer. Sebab sebut Hamzah, para Supplier ini mendapatkan tekanan dari para petani-petani pemilik jagung.
Dijelaskan Hamzah, sejumlah supplier atas nama Jupri, M Irfan, dan H Muhlis. Dimana para supplier ini memiliki perjanjian, bahwa tanggal 25 Agustus 2024 lalu batas akhir pelunasan pembayaran oleh pihak Perusahaan. Dan apabila perjanjian tersebut tidak ditepati maka jagung hasil panen petani akan di kembalikan ke Supleyer.
Oleh karena itu, jika dijanjikan secara terus menerus maka akan berdampak kepada para petani-petani jagung yang memiliki beban ke Utang Bank, dan juga perputaran modal supplier tidak lancar sebagaimana mesti. Artinya, para supplier dan para petani meradang akibat tidak terbayar hasil panen jagung sejumlah ratusan ton dalam tegang waktu yang cukup lama maka wajarlah para supplier serta petani meradang.
Atas tersebut, para petani jagung membongkar gudang filial untuk mengambil jagung kembali yang belum dituntaskan pembayarannya. cetus Hamzah.
"Kami menuntut hak bukan mengambil hak orang lain. Jadi, tindakkan yang membongkar gudang oleh supplier dan petani hanya sebatas mengambil hak (Jagung, red)," pungkasnya (Indra)
0 Komentar