Breaking News

PHDI NTB Terlalu Baper, Para Sulinggih Kesuciannya masih Terjaga

 

PHDI NTB
Ketua PHDI NTB diingatkan, Bacalon di Pilkada NTB bersimakrama ke para Sullinggih hanya untuk meminta doa restu dan dukungan moril.

Mataram (postkotantb.com)- Ketua Tim 11 Relawan Menyama Braya, Guru Mangku Gede Wenten menanggapi kegelisahan Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) NTB yang menyebut, adanya upaya oknum tertentu melibatkan para Sulinggih (Pandita) dalam politik Pilkada.

Diwawancarai dikediamannya, Selasa (27/08), ia mengingatkan PHDI NTB untuk tidak terlalu terbawa perasaan (Baper). Soal adanya Bakal Calon (Bacalon) Gubernur dan Wakil Gubernur NTB yang datang meminta doa dan dukungan moril, dalam menghadapi kontestasi pilkada ke para Sulinggih. Hal itu menurutnya terlepas dari kepentingan politik.

"Kalau memang menurut Parisada ada oknum Sulinggih, sebutkan saja namanya. Biar kita datangi untuk berdiskusi dan memberi pemahaman. Kami dari Tim 11 siap," singgung pria yang juga sebagai tokoh Umat Hindu Pulau Lombok ini.

Diakui Guru Mangku, Tim 11 Relawan Menyama Braya dibentuk dalam rangka mendukung kemenangan pasangan Zul-Uhel. Setiap agenda kunjungan ke pura-pura dan bersimakrama (Silaturahmi) ke para Sulinggih, semata-mata untuk meminta doa restu dan dukungan moril agar dapat kembali memimpin NTB.

Selain itu, untuk meminta doa agar momentum pilkada dapat berlangsung dengan aman dan damai. Hal yang sama juga telah dilakukan pihaknya bersama Bang Zul ketika menjabat Gubernur NTB periode 2018-2023, yang di mana saat itu, ia masih di posisi tim penyelaras.

"Kami mendatangi para Sulinggih, Dharma Upati, Pedanda Kerte, Pedanda Dwija Putra, hanya ingin meminta doa restu. Kami tidak pernah desak beliau untuk mendukung secara politik ke Bacalon tertentu. Kami menempatkan beliau sebagai posisi yang disucikan," urainya.

Begitu pula secara pribadi. Sebagai pemangku Umat Hindu, ia sangat mengerti tentang batasan-batasan yang harus ditaati agar kesucian Sulinggih tidak tercemari politik praktis.

"Sampai kami melakukan persembahyangan bersama seperti di Pura Suranadi yang di prakarsai Gede Madya, dan di Pura Agung Rinjani serta Pura Gunungsari, tidak ada bahasa kami dan Sulinggih mendukung secara politik. Kami juga sudah beberapa kali berstatemen di media massa, tidak pernah kami mengatakan Sulinggih itu mendukung salah satu Bacalon," ketusnya.

Sah-sah saja jika selain bersimakrama dan memohon doa restu serta dukungan moril, kedatangan bacalon di pura-pura merupakan momentum untuk memaparkan visi dan misi serta memberikan edukasi politik.

"Kami paham Sasana Sulinggih, kami pun tahu diri, tidak pernah mengajak Sulinggih untuk mendukung Bang Zul. Jadi saya anggap keliru pernyataan Parisada. Silahkan kalau tim dari kandidat yang lain, saya nggak tahu. Kalau kami sebagai Tim 11 menganggap keliru pernyataan itu," tegasnya.

Ketua PSN Korda Kota Mataram, Jero Mangku Gede Ketut Susile kembali menegaskan, bahwa peran Sulinggih mendoakan semua umatnya. Terlebih lagi Bang Zul sebagai bakal calon Guru Wisesa (Pemerintah) yang sebelumnya telah banyak memberikan kontribusi terhadap Umat Hindu. Salah satunya memberikan sumbangan sebesar Rp. 500 juta untuk rehab Pura Gunungsari.

Hal ini yang mendorong umat Hindu dan para Sulinggih mendoakan Bang Zul agar kembali memimpin NTB. "Kemarin kami berkomunikasi dengan salah satu Pedanda di Pura Gunungsari. Beliau menegaskan, kapanpun beliau tetap mendoakan, bukan ikut politik praktis," ulasnya.

"Statemen PHDI NTB masih sifatnya universal. Tapi jangan sampai menganggap atau menjelek-jelekan Sulinggih yang ada di Mataram. Toh pada akhirnya siapapun yang menang, tetap menjadi Guru Wisesa kita," pesannya.



Bersatu untuk Bang Zul



Made Diata mewakili Satgas Yuda Bhakti Hindu NTB memberikan apresiasi dengan banyaknya pendapat yang bergulir belakangan ini. Kendati demikian ia mengingatkan agar para tokoh Umat Hindu untuk senantiasa meminta doa restu dari para Sulinggih.

Begitu juga dengan Umat Hindu, ia meminta agar sama-sama mengawal kesucian para Sulinggih, bukan malah mengajak untuk mendukung salah satu Paslon.

"Dan kita ingin melihat masyarakat dapat bersama-sama melaksanakan pilkada dengan penuh kesadaran demi mendapatkan putra terbaik sebagai imam besar kita yang mengayomi, tidak membeda-bedakan, dan benar-benar melaksanakan janjinya serta memiliki konsekuensi moral," ujarnya.

Sebaliknya, ia mengajak seluruh Umat Hindu untuk memberikan kesempatan kali kedua kepada Bang Zul selaku Calon Petahana, untuk memimpin NTB. Karena secara rasional, untuk membangun NTB lebih gemilang lagi tidak cukup hanya dengan waktu 5 tahun menjabat.

"Ketika sudah dua periode ia maksimal bekerja. Baru kita bisa menilai baik tidaknya kinerja seorang pemimpin. Sekarang bukan waktunya saling menghujat dan saling menyalahkan. Marilah kita bersatu untuk memilih pemimpin," ajaknya.(RIN)

0 Komentar

Posting Komentar
Mulya Residence

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close