Lombok Utara (postkotantb.com) - Puskesmas Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara pada penanganan Tuberculosis.
Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacteria tuberculosis dan bisa disembuhkan dengan meminum obat, yang disediakan dalam bentuk paket terdiri dari beberapa jenis obat yang disebut Kombinasi Dosis Terpadu (KDT).
Kepala Puskesmas Kecamatan Kayangan (Kapus Kayangan), Sabri menjelaskan pada media Portkotantb.com, Rabu 7 Agustus 2024, bahwa periode pengobatan penderita tuberkulosis berkisar antara 6 sampai 12 bulan bergantung kepada jenis infeksi tuberkulosis yang dialami.
"Untuk TB paru dan sebagian besar TB 6 bulan, tapi, TB yang berat seperti (TB) meningitis itu bisa sampai 12 bulan," ujar Sabri.
"Risiko dari tidak tuntas pengobatan TB adalah kumannya bisa jadi kebal atau lebih susah mengobatinya dan itu menimbulkan risiko kematian lebih tinggi kemudian hari," tuturnya.
Selain pengobatan yang tuntas, Sabri menekankan kontak erat dengan orang yang tertular merupakan kunci dari penyebaran bakteri tuberkulosis. Oleh karena itu, dia mendorong pemutusan rantai penularan guna mencegah penyebaran tuberkulosis.
"Kalau ketemu satu pasien TB jangan cuma mengobati dia saja, langsung investigasi kontak. Anak ini tinggal sama siapa, orang dewasa ini tinggal sama siapa, semua orang harus dites, diskrining sakit TB atau tidak dan harus benar-benar diobati," ucap dia.
Meningkatkan Penjaringan terduga TB Meningkatkan penemuan kasus TB Meningkatkan angka Treatmen Succses Rate Meningkatkat anggaran penanganan Tuberculossis Terlibatnya lintas program, lintas sektor dalam penangan tuberkulosis
Pihaknya saat ini sedang giatnya melakukan inovasi inovas terkait pemasalahan yang berkaitan dengan penyakit tuberculosis pasca gempa dan covid 19 :
Masih banyak Masyarakat belum terpapar dengan Pengetahuan tentang tuberculosis. Tuberculosis masih berkembang di Masyarakat Kabupaten Lombok Utara dan si akuinya pula bahwa di berberapa kasus di temukan, adanya pasien tuberculosis sebelum memeriksakan diri ke pelayanan Kesehatan awalnya pergi ke dukun.
Saat terjadinya covid 19, Masyarakat yang memiliki keluhan batuk tidak berani memriksakan diri ke pelayanan Kesehatan. Selain itu juga, investigasi kontak kasus indeks masih rendah.
Peroalan lain adalah anggaran terkait tuberculosis masih rendah, sementara pada lintas program dan lintas sektor bahkan NGO memandang sebelah mata terkait penyakit tuberculosis, ucap Sabri.
Meski demikian, inovasi kedai TB memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap peogeram TBC dan meningkatnya capaian terduga TBC pada penemuan kasus baru dalam dua tahun terakhir mengalami peningkatan sekitar 7 persen dan angka TSR mencapai 100 persen dalam dua tahun terahir.
Demikian halnya dengan pasien yang tidak ada putus berobat dan terlibatnya lintas peogeram, lintas sektor dan NGO dalam penanganan Tubercolosis Khususnya di Kecamatan Kayangan melalui inovasi Kedai TB. (@ng)
0 Komentar