Lombok Utara (postkotantb.com) - Kehawatiran semakin maraknya penyakit kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker. Selain angka kematian yang cukup tinggi, penanganan pasien kanker yang terlambat menyebabkan beban pembiayaan yang kian membengkak.
Hal ini disampaikan Ketua DPC Iwapi Kabupaten Lombok Utara, Ibu Muji Bidawati, SE, pada acara Sosialisasi, Jum'at 16 Agustus 2024 bertempat di Aula Pelut KLU Kecamatan Tanjung.
Menurut Ibu Muji (Panggilan Akrabnya), ancaman penyakit kangker panyudara pada wanita terkinian semakinarak dan oleh sebab itu, pihaknya IWAPI KLU, Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Dekranasda dan PKK berkolaborasi dalam sosialisasi terkait ancaman dalam kerangka penanggulangan kanker payudara khususnya di wilayah Kabupaten Lombok Utara, ungkap Ibu Muji di depan lebih dari 50an orang peserta yang hadir.
Senada dengan Ketua GOW KLU, Ibu Yunita Apriliana Danny Carter, mengungkapkan masih adanya ke engganan para kaum wanita yang berterus terang terhadap adanya gelala penyakit kanker panyudara yang di deritanya.
" Rasa takut, ataupun malu itu sebaiknya di abaikan ketika sudah terdeteksi adanya gejala awal dan melakukan perawatan serta kontrol yang inten ke Puskesmas terdekat atau ke RSUD dalam rangka penanganan, harapnya.
"Kalau kita bisa mendeteksi di tahap awal mungkin kematiannya bisa kita tanggulangi,” kata Ibu Yunita Apriliana Danny Carter saat membuka acara.
Padahal sekitar 43 persen kematian akibat kanker bisa dikalahkan manakala pasien rutin melakukan deteksi dini dan menghindari faktor risiko penyebab kanker, terangnya.
“Karena deteksinya sudah di ujung, lanjut Ibu Yunita,
sehingga pembiayaan yang dikeluarkan pun semakin besar” katanya.
Tingginya angka kanker payudara di Indonesia menjadi prioritas penanganan oleh pemerintah, namun demikian bukan berarti penanganan kanker jenis lainnya diabaikan, harapnya.
Dalam ketentuan strategi Nasional Penanggulangan Kanker Payudara Indonesia mencakup 3 pilar yakni promosi kesehatan, deteksi dini dan tatalaksana kasus.
Secara rinci ketiga pilar tersebut menargetkan 80 peesen perempuan usia 30-50 tahun dideteksi dini kanker payudara, 40 persen kasus didiagnosis pada stage 1 dan 2 dan 90 hari untuk mendapatkan pengobatan.
Untuk mencapai target ini, Kementerian Kesehatan tidak bekerja sendiri, melainkan turut dibantu oleh berbagai pihak seperti Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), IWAPI, GOA, Dekranasda, PKK dan pihak pihak terkait baik pada
sosialisasi maupun penanganannya.
Sekali lagi di pertegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor ini diharapkan semakin kuat dan ditingkatkan, dalam kerangka penanggulangan kanker payudara, sehingga semakin banyak pasien kanker yang terselamatkan.
Pada acara yang sama, Kepala Bank BPD NTB Syari'ah CabangTanjung Umarta, SH, memyampaikan kepada peserta terkait kebiasaan masyarkat yang meminjam dana melalui onlineatau Pinjol Berkedok Koperasi dan lain sebagainya.
Guna mencegah terjadinya korban penipuan dari pihak-pihak yang menawarkan sejumlah uang tunai berkedok koperasi dan lain sebagainya di media platform internet, pihak Bank BPD NTB Syari'ah CabangTanjung mengharapkan kepada peserta untuk berhati hati dan jangan mudah tergiur dengan Pinjol.
Saat ini, beragam bentuk dan jenis penawaran pinjaman uang tunai tersebar diberbagai platform yang muncul di internet.
Umarta menuturkan, terkait ramainya penawaran pinjaman uang tunai secara online di berbagai media di internet yang disinyalir dapat dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan.
Menurut Kepala Bank BPD NTB Syari'ah CabangTanjung
Umarta, agar tidak terjebak dalam penipuan, masyarakat diminta untuk tidak mudah mempercayai informasi apapun yang tersebar di internet. Masyarakat harus jeli dan bijak dalam menyikapi suatu informasi serta selalu melakukan kroscek terhadap informasi tersebut agar tidak terjebak dan menjadi korban penipuan, ungkapnya. (@ng)
0 Komentar