Breaking News

Tak Hanya Dilatih Profesional, LGE dan JISCO Jembatani Siswa Magang ke Jepang

LGE dan JISCO
Komisaris LGE sekaligus JISCO, I Putu Dharma Bakti, bersama Dewa Made Anggara Yudha, Ohyama Tomoya San, Eikichihara San, Nyuryo Kazuyuki San, dan Kepala Sekolah SMK Pariwisata Mataram, Ir. I Komang Rena, S.E, M.Sc, M.Pd.


Mataram (postkotantb.com)- Negara Jepang, merupakan negara maju 'Non-Eropa' dengan segudang lapangan kerja. Hal ini dimanfaatkan oleh Lombok Global Education (LGE) Kebon Ayu, Gerung, Lombok Barat (Lobar) dan Jisco International School (JISCO) Jalan Cilinaya, Cakranegara, Kota Mataram.

LGE dan JISCO adalah dua Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang eksis dalam melatih anak-anak NTB pasca lulus SMA/SMK, agar profesional sebelum ikuti tes magang ke Jepang.

"Peluang magang kerja di Jepang sangat tinggi, disebabkan kondisi perkembangan industri yang pesat, tidak didukung jumlah penduduk Jepang yang tergolong rendah," ungkap Owner sekaligus menjabat sebagai Komisaris di LGE dan JISCO, I Putu Dharma Bakti di ruang kerjanya, Senin (01/07).

LGE dan JISCO menawarkan beberapa keunggulan yang tentunya, tidak dimiliki LPK lainnya. Dua lembaga ini mumpuni baik persiapan magang kerja, maupun persiapan ujian skill (Keahlian) untuk tenaga Ahli ke Jepang.

Pilihan ujiannya, kata Putu, ada yang Specified Skilled Workers (SSW), Japan Foundation Test (JFT) dan Japanese Language Proficiensy Test (JLPT).

"Untuk mendapatkannya itu tidak mudah. Disitulah fungsi lembaga kami. Kalau Jepang, Jobnya sangat banyak tergantung pilihan peserta pelatihan. Lembaga kami berperan untuk memberikan ilmu-ilmu sebagai bekal mengikuti ujian," katanya.

Dua lembaga yang dihandle pria muda ini juga telah menjalin kerja sama dengan mitra kerja, yang memiliki izin resmi pengiriman magang kerja ke Jepang. Sehingga dapat menjembatani anak didik untuk mendapatkan langsung peluang kerja, melalui berbagai jalur.

Mitra kerja yang dimaksud diantaranya Sending Organization (SO), Disnakertrans NTB melalui Program IM Japan dan sejumlah Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI).

Tentunya yang sudah memiliki Surat Izin Perekrutan (SIP) dan sudah diketahui Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).


"Kebetulan saya dipercaya juga  untuk cabang salah satu P3MI NTB dan kantornya ada di Gerung, dengan nama perusahaannya, PT. Sanjaya Tandi Bahtera. Kemarin buka di Jl.Meru, tapi akan pindah ke Gerung," bebernya.

"Sekarang masih proses kepengurusan izin untuk operasional dan kepala cabangnya. Kalau akta dari direktur pusat sudah terbit," sambungnya.

Dua lembaga pelatihan ini memiliki tutor yang sudah menjadi alumni magang di Jepang. Sehingga tidak hanya melatih, tapi anak didik bisa menimba pengalaman para alumni tersebut.

Selain itu, pihaknya juga kerap mengundang warga negara Jepang, untuk memberikan materi pembelajaran yang baik dan benar kepada anak didik. Salah satunya Tomo San.

"Kebetulan saat ini saya kedatangan sahabat dari Jepang. Ini Namanya Tomo San. Beliau ilmunya sangat banyak dan pernah bekerja di salah satu perusahaan pengirim Indonesia, yang berada di daerah Jawa Tengah," terangnya.

"Anak didik kami sangat senang. Karena berbeda, orang Indonesia alumni Jepang mengajari langsung sama orang Jepang langsung. Sehingga mereka bisa mendengar dialegtika asli bahasa Jepang dan tidak gerogi berkomunikasi dengan bosnya, setelah sudah bekerja di Jepang," ulasnya.

Tak hanya bahasa, siswa dan siswi di dua lembaga tersebut dididik etos kerja Negara Jepang dan dilatih fisiknya melalui berbagai macam olahraga, dengan tujuan menyesuaikan kondisi ketahanan fisik dengan jam kerja.

"Waktu kerja di Jepang standarnya 8 jam sehari. Termasuk waktu istirahat 1 jam namun bertahap. Kalau lemburnya, tergantung perusahaan dan jam lembur tidak boleh melebihi aturan pemerintah Jepang dan Indonesia, karena faktor kesehatan," bebernya.


Soal upah, anak didik yang magang (Ginou Jisshusei) akan dibayar 1000 yen per jam atau sesuai rate sebesar Rp 100 ribu per jam. Namun akan diberikan setelah total jam kerja diakumulasi selama 1 bulan oleh pihak perusahaan. Masa magang di Jepang dibatasi selama tiga tahun namun bisa di perpanjang hingga lima tahun.

"Sampai saat kami sudah berhasil menjembatani sekitar 100 anak didik ke negara Jepang," ungkapnya.




KELAS MALAM UNTUK PEKERJA



Selain yang baru lulus SMA/SMK/Sederajat, LGE dan JISCO juga membuka kesempatan bagi para pekerja yang masih lajang, ataupun yang sudah menikah, dengan membuka jadwal kelas malam.

"Kemarin ada tiga kasir Ruby Mataram, Ketiganya sekarang sudah magang kerja di Jepang. Ada juga pasangan suami istri, mereka sudah berangkat ke Jepang sama-sama," katanya.

Secara umum, lanjut dia, jika sudah lulus seleksi, serta mendapatkan sertifikat dan berhasil di berangkatkan ke Jepang, tidak langsung bekerja di perusahaan. Melainkan di masukan ke Senta atau politeknik negara tersebut untuk kembali dididik selama satu bulan.

"Selama satu bulan di Politeknik, mereka difasilitasi dan dikasihkan uang sebagai bekal selama pendidikan sebesar Rp 6 Juta. Setelah selesai di politeknik para peserta magang itu akan dikirim ke perusahan tempatnya lulus kemarin," jelasnya.(RIN) 

 

Berikut Dokumentasi dari Eksistensi Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) LGE dan JISCO







0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close