Kepala Dinas Kominfotik NTB Dr. Najamuddin Amy, S.Sos., MM.Foto Ist/ Diskominfotik NTB |
Mataram (postkotantb.com) - Kepala Dinas Kominfotik NTB Dr. Najamuddin Amy, S.Sos., MM membahas Kebijakan Daerah Tentang Penguatan Dan Pengembangan Portal NTB Satu Data dalam acara Lokakarya Pemetaan Kebutuhan dan Perumusan Rencana Aksi Integritas Data SPM ke Portal Satu Data NTB di Mataram Rabu (03/04/2024).
Dalam lokakarya yang diselenggarakan oleh SKALA tersebut, Kadis Kominfotik NTB memaparkan perjuangan Pemprov NTB dalam memperjuangkan Nilai SPBEnya. Doktor Najam, sapaannya, menjelaskan, Nilai SPBE Provinsi NTB setiap tahun mengalami up and down. Itu terjadi karena ada penambahan domain, karena ada kebijakan baru oleh pusat. Namun Provinsi NTB tidak menyerah, saat ini NTB berada di predikat ke 3 nasional setelah DKI dan Bali.
”Namun kita tidak menyerah dan sampai saat ini kita bisa berada pada predikat baik dan berada diatas target RPJMN 2024,” jelas Doktor Najam.
Doktor Najam juga menjelaskan, peningkatan jumlah kunjungan portal NTB Satu Data dari tahun ke tahun mencerminkan tata kelola NTB Satu Data yang semakin baik. Jumlah kunjungan NTB Satu data bisa mengalahkan influenser-influenser di NTB.
Pemprov NTB melalui kebijakan NTB Satu Data juga berhasil meraih Indeks Pembangunan Statistik (IPS) tertinggi ke-3 nasional dan menerima penghargaan Aninditha Wistara Data.
“Hal tersebut membuktikan bahwa tata kelola NTB Satu Data telah memadai untuk menjawab kebutuhan data dalam kegiatan pembangunan di Provinsi NTB,” jelas Kadis.
Kadis Kominfotik NTB juga memaparkan Capaian NTB Satu Data di antaranya, Menjadikan NTB sebagai Provinsi dengan IPS tertinggi ke-3 di Indonesia tahun 2023, Meraih poin penuh pada Innovative Government Awards 2022-2023, Menjadi salah satu inovasi Pemprov NTB dalam Open Government Partnership (OGP) tingkat internasional, dan Top 10 Nasional pada Assessment Sekretariat Satu Data Indonesia 2022.
“Kita menjadi satu-satunya Provinsi di Indonesia yang menjadi perwakilan untuk menghadiri OGP Summit Award 2023 di Estonia Bersama dengan 4 Kabupaten Kota lain di Indonesia, namun karena terkendala visa saya tidak bisa diterbitkan akhirnya saya batal berangkat,” ungkap Doktor Najam. (Red)
0 Komentar