![]() |
(Kanan) Kepala SMKN 3 Selong, Ruslan, ST., M. Pd., (Tengah) Istiqomah, (Kiri) Waka Kurikulum SMKN 3 Selong, Muh Ruhiyadi. |
Lombok Timur (postkotantb.com)- Pada umumnya, tidak mudah membangun usaha sejak usia remaja. Tidak demikian bagi dua pelajar di SMKN 3 Selong, Istiqomah misalnya. Gadis lugu nan santun ini bersama saudaranya, melakoni usaha Odong-Odong.
"Ini awalnya usaha rintisan bapak. Saya dengan kakak saya berinisiatif melanjutkan usaha bapak. Usaha ini sudah saya geluti lebih dari setahun bersama kakak saya," ujar Istiqomah yang saat ini duduk di kelas XI, Rabu (11/10).
Jika dikalkulasikan secara keseluruhan, Istiqomah memperoleh pendapatan sekitar Rp. 3 juta. Ini belum terhitung, ketika di hari-hari tertentu atau hari besar keagamaan.
Odong-odong saat ini, memang menjadi salah satu hiburan yang diminati masyarakat, khususnya yang berada di wilayah Selong. Karena tidak hanya hiasan kendaraannya.
Masyarakat kerap memanfaatkan untuk menghibur diri dan anak, sambil keliling menikmati suasana Kota Selong. "Sebagian penghasilan disisihkan untuk biaya sekolah saya," imbuhnya.
Waka Kurikulum SMKN 3 Selong, Muh Ruhiyadi menambahkan bahwa selain Istiqomah, ada pula Khaerul Zaman. Pelajar yang satu ini menurutnya, membuka usaha perbengkelan dengan cara yang unik. Yakni patungan bersama teman-temannya.
"Usaha ini sudah ia geluti beberapa bulan. Dan Alhamdulillah, sekarang bengkelnya ramai," ucapnya dengan syukur.
ANDALKAN SABTU BUDAYA
Kepala SMKN 3 Selong, Ruslan, menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya terhadap dua pelajarnya tersebut. Menurutnya, usaha mandiri yang dibangun keduanya tersebut, merupakan bentuk dari nawacita pemerintah daerah, yang ingin menciptakan Satu Siswa, Satu Usaha.
"Sudah sepatunya kita Berbangga diri. Mereka sudah bisa buka usaha mandirinya," pujinya.
Ruslan berkomitmen untuk senantiasa memberikan dorongan terhadap peserta didik, baik melalui Program Sabtu Budaya maupun sosialisasi intens tiap-tiap kelas. Sehingga ke depannya, para peserta didik punya bekal kewirausahaan.
"Program Sabtu Budaya ini kami manfaatkan sebagai panggung ekspresi berbagi pengalaman dan keahlian agar mengerti soal kewirausahaan, tanpa harus mengganggu studinya. Jadi Istiqomah dan zaman akan kami jadikan motivator," terangnya.
Selain kedua pelajar tersebut kata Ruslan, ada beberapa yang memang juga membuka usaha sektor jasa. Sehingga dalam waktu dekat, pihaknya akan melaksanakan pelacakan, guna mengidentifikasi pelajar yang sudah berwirausaha.
"Ini awalnya usaha rintisan bapak. Saya dengan kakak saya berinisiatif melanjutkan usaha bapak. Usaha ini sudah saya geluti lebih dari setahun bersama kakak saya," ujar Istiqomah yang saat ini duduk di kelas XI, Rabu (11/10).
Jika dikalkulasikan secara keseluruhan, Istiqomah memperoleh pendapatan sekitar Rp. 3 juta. Ini belum terhitung, ketika di hari-hari tertentu atau hari besar keagamaan.
Odong-odong saat ini, memang menjadi salah satu hiburan yang diminati masyarakat, khususnya yang berada di wilayah Selong. Karena tidak hanya hiasan kendaraannya.
Masyarakat kerap memanfaatkan untuk menghibur diri dan anak, sambil keliling menikmati suasana Kota Selong. "Sebagian penghasilan disisihkan untuk biaya sekolah saya," imbuhnya.
Waka Kurikulum SMKN 3 Selong, Muh Ruhiyadi menambahkan bahwa selain Istiqomah, ada pula Khaerul Zaman. Pelajar yang satu ini menurutnya, membuka usaha perbengkelan dengan cara yang unik. Yakni patungan bersama teman-temannya.
"Usaha ini sudah ia geluti beberapa bulan. Dan Alhamdulillah, sekarang bengkelnya ramai," ucapnya dengan syukur.
ANDALKAN SABTU BUDAYA
Kepala SMKN 3 Selong, Ruslan, menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya terhadap dua pelajarnya tersebut. Menurutnya, usaha mandiri yang dibangun keduanya tersebut, merupakan bentuk dari nawacita pemerintah daerah, yang ingin menciptakan Satu Siswa, Satu Usaha.
"Sudah sepatunya kita Berbangga diri. Mereka sudah bisa buka usaha mandirinya," pujinya.
Ruslan berkomitmen untuk senantiasa memberikan dorongan terhadap peserta didik, baik melalui Program Sabtu Budaya maupun sosialisasi intens tiap-tiap kelas. Sehingga ke depannya, para peserta didik punya bekal kewirausahaan.
"Program Sabtu Budaya ini kami manfaatkan sebagai panggung ekspresi berbagi pengalaman dan keahlian agar mengerti soal kewirausahaan, tanpa harus mengganggu studinya. Jadi Istiqomah dan zaman akan kami jadikan motivator," terangnya.
Selain kedua pelajar tersebut kata Ruslan, ada beberapa yang memang juga membuka usaha sektor jasa. Sehingga dalam waktu dekat, pihaknya akan melaksanakan pelacakan, guna mengidentifikasi pelajar yang sudah berwirausaha.
"Sebagian peserta ada yang dompleng ke seniornya sebagai karyawan, ada juga yang sudah merintis usaha mandiri, tapi sudah punya jejaring usaha. Ketika dia tidak mampu, maka diberikan ke temannya. Nah ini juga yang diinginkan Kurikulum Merdeka, salah satunya membangun jejaring," jelasnya.(RIN)
0 Komentar