Kepala SMAN 9 Mataram, Nengah Istiqomah (Jilbab Merah Muda, red), tengah memberikan penjelasan tentang Program Sekolah Ramah Anak (SRA), saat dikunjungi rombongan MIN 2 Mataram, Kamis (06/07). |
Mataram (postkotantb.com) - Menjelang persiapan tahun ajaran baru, SMAN 9 Mataram yang terpilih sebagai sekolah penggerak angkatan ke III, Akan segera melaksanakan Program Pelatihan In House Training' (In HT) khusus Kurikulum Merdeka.
"Jadi In House Training akan diberikan kepada guru-guru di sekolah kami. Kemudian narasumbernya dari komite pembelajaran yang sudah di bimtek langsung sama BGP, itu ada kepala sekolah, guru, BK dan pengawas," ujar Kepala SMAN 9 Mataram, Nengah Istiqomah, Kamis (06/07) siang.
Selanjutnya kata Istiqomah, akan ada pembelajaran paradigma baru, digitalisasi, penyediaan sarana pembelajaran kurikulum merdeka, serta penguatan profil pelajar Pancasila. Itu semua lanjut Istiqomah, diadakan melalui Program Pelatihan In HT dan workshop.
"Sekolah kami kemarin studi tiru sama SMAN 1 Selong, mereka angkatan I. Kemudian ke SMAN 4 Kota Bima dan SMAN 5 Kota Bima," ulasnya.
Selain tentang In HT, Istiqomah mengaku bahwa SMAN 9 Mataram sudah terstandarisasi KPPA untuk menjadi Sekolah Ramah Anak (SRA). Sehingga Studi Tiru dalam rangka melaksanakan Program Sekolah Penggerak, sekaligus sebagai pengimbasan program SRA.
"Ini semacam simbiosis mutualisme, sekaligus pengimbasan untuk program SRA. Karena sekolah kami menurut hasil audit langsung KPPA, sekolah kami lulus standar tugas yang ada tiga tahapan. Yakni Mau, Mampu dan Maju. Sehingga kami diwajibkan untuk pengimbasan," imbuhnya.
Berkat program SRA, SMAN 9 Mataram kerap kali mendampingi beberapa sekolah untuk berdeklarasi. Sekolah yang dimaksud diantaranya, SLBN 1 Mataram, SMAN 5 Mataram, MTs Negeri 3 Mataram, MIN 1 Mataram serta yang akan segera di follow up, adalah MIN 2 Mataram.
"SRA ini diharapkan sekolah bisa memberikan pelayanan terbaik, tanpa bullyng, kekerasan serta pengaruh buruk lainnya. Kalau terjadi problem di sekolah yang menyangkut kesalahan anak bisa kita tangani," terangnya.
"Jika sulit ditangani di sekolah dengan SRA, kita punya mekanisme pengaduan, bisa bekerja sama dengan pihak lain memberikan pelayanan kepada anak yang bersangkutan dan itu sudah kita laksanakan di sekolah kami," sambungnya.
Sebaliknya, ia mengingatkan kepada para orang tua di rumah, agar bisa membantu sekolah dengan cara mengawasi dan memberikan pendidikan yang baik untuk anak-anaknya. Sekolah pun memiliki keterbatasan dalam mendidik.
"Masyarakat semestinya harus teredukasi. Jadi jangan memanjakan mereka, tapi mereka mendapatkan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan pendidikan. Sehingga ketika terjun ke masyarakat, justru anak-anak tidak bisa mandiri," imbaunya.(RIN)
0 Komentar