/" M.Saleh: Dugaan Spillway Bendungan Beringin Sila Bocor, dan diisukan Saluran Air Irigasi Mengering karena ada keretakan adalah tidak benar alias berita Hoax".
Edi Chandra Gunawan Ketua GJI NTB Kabupaten Sumbawa Barat, saat investigasi langsung ke Bendungan Beringin Sila dan memastikan isu yang beredar di medsos jika BBS akan mengering karena ada perangkat dan bagian bangunan BBS ada kerusakan (retak) ternyata tidak ditemukan. FOTO:IST/AMRI SANJYA RAYES POSTKOTANTB.COM BIRO KSB.
Sumbawa Besar (postkotantb.com) - Bendungan Beringin Sila yang terletak di kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB) kini diisukan terancam kering, hal ini diduga Spillway Bendungan atau istilahnya Saluran pelimpah atau katup, adalah struktur yang digunakan untuk menyediakan aliran yang terkendali dari Bendungan atau tanggul ke daerah hilir, biasanya menjadi sungai yang dibendung. Saluran pelimpah melepas banjir sehingga air tidak melebihi dan merusak atau bahkan menghancurkan Bendungan akan mengalami keretakan.
Hal inilah membuat Petani di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa kini mengeluh, karena air yang dialirkan melalui Bendungan irigasi dari Bendungan Beringin Sila yang baru 6 bulan diresmikan, tepatnya tahun lalu Oleh Presiden RI Ir Djoko Widodo tersebut, mulai mengalami kekeringan dan kapasitas air tidak merata, padahal petani sangat membutuhkan air, terutama pada musim tanam kedua atau musim Gadu tiba.
Akibat dari isu tersebut, Tim Media dari Gabungan Jurnalis Investigasi (GJI) Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat, melakukan investigasi langsung ke lokasi Bendungan Beringin Sila tersebut, pada Sabtu (02/6/2023), dari hasil pantauan investigasi, bahwa apa yang diisukan adanya keretakan di pintu pembuang (Spillway) tidak ditemukan, " memang ada keretakan namun bukan di Bentangan utama maupun Pintu Pembuangan (Spillway), keretakan tersebut tidak berpengaruh terhadap area genangan dan tidak mengalami rembesan, hanya berupa tempelan penambahan luas area, untuk memudahkan petugas jaga melakukan pemantauan, jadi tidak berpengaruh sama sekali ".
Dari hasil investigasi langsung di lapangan, diakui air penampungan di Bendungan tersebut, mengalami penyusutan, hal ini diakibatkan oleh musim kemarau atau faktor alam, namun terlihat pintu terowongan kecil tetap terbuka menuju saluran irigasi, hanya saja belum maksimal, karena pintu pembuangannya ditutup sementara, hal ini akan adanya perbaikan saluran irigasi, sehingga air yang menuju saluran irigasi tersebut belum maksimal dan tidak merata. Sesuai fakta lapangan.
Mengeringnya saluran air irigasi tersebut, bukan dikarenakan adanya keretakan yang diisukan, akan tetapi memang mengalami penyusutan akibat musim kemarau, sehingga saluran pembuangan (Spillway) bendungan tersebut baru berfungsi ketika tinggi air di waduk mencapai ketinggian tertentu.
Fungsi dari Spillway tersebut, adalah untuk bangunan pelimpah air menggunakan sistim hidrolik adalah untuk menyalurkan aliran banjir lewat bendungan dengan tanpa membahayakan keamanan bendungan.
Bangunan pelimpah (spillway) dapat berupa terkontrol atau tidak terkontrol. Saluran pelimpah yang terkontrol dilengkapi dengan gerbang yang dapat dinaikkan atau diturunkan. Sebaliknya, saluran pelimpah yang tidak terkontrol tidak memiliki gerbang. Saluran tumpah yang terkontrol memiliki keuntungan tertentu. Saat waduk penuh, level airnya akan sama dengan level puncak spillway.
Saluran pelimpah atau katup adalah struktur yang digunakan untuk menyediakan aliran yang terkendali dari bendungan atau tanggul ke daerah hilir, biasanya menjadi sungai yang dibendung. Saluran pelimpah melepas banjir sehingga air tidak melebihi dan merusak atau bahkan menghancurkan bendungan.
Di konfirmasi Tim Gabungan Jurnalist Investigasi (GJI) Sabtu (03/06/2023), melalui telpon seluler, PPK BWS Provinsi Nusa Tenggara Barat Agus Nurdiansyah menjelaskan, pemerintah telah menggunakan anggaran sebesar Rp 1,72 triliun untuk pembangunan Bendungan dengan luas genangan mencapai 126 Hektar.
Agus menjelaskan, Bendungan tersebut mampu meningkatkan produktivitas pertanian meningkat secara drastis khususnya di Kecamatan Utan kabupaten Sumbawa.
Lebih lanjut Agus menyampaikan dengan keberadaan Bendugan Beringin Sila ada return nya pada Masyarakat kabupaten, Provinsi dan kepada negara , Bendungan yang memiliki fungsi irigasi seluas 3.500 Hektar, mampu memberi manfaat bagi Masyarakat dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Terkait isu ada keretakan dan rembesan di bentangan Bendungan itu tidak benar , penyusutan yang terjadi akibat tiap harinya pembuangan Air lewat pintu Air yang di Airi ke persawahan Masyarkat.
Di tempat terpisah Ketua LSM Gerakan Masyarakat Peduli Aspirasi (GEMPA) Kecamatan Utan M.Saleh, menyayangkan isyu yang berkembang di Media Sosial, tidak berimbangnya pemberitaan yang di tayangkan, dari hasil investigasi dengan beberapa Media, M.Saleh juga membenarkan, bahwa keretakan di bentangan atau dada Bendungan sehingga terjadi penyusutan Air yang di indikasikan akan terjadinya kekeringan di Bendungan Beringin Sila itu juga tidak benar alias Hoax ," Tutupnya (Tim GJI)
0 Komentar