Prosesi Perayaan Lebaran Topat Tahun 2018 Lalu |
Lombok Barat (postkotantb.com)- Sesuai tradisi yang telah turun temurun sejak dahulu kala, masyarakat Suku Sasak di Pulau Lombok akan menggelar Lebaran Topat (Ketupat, red) di hari ketujuh pada Bulan Sawwal 1440 Hijriyah kali ini.
Lebaran yang oleh masyarakat Suku Sasak disebut juga dengan Lebaran Nine (Perempuan, red) ini biasanya dijadikan penutup setelah menunaikan ibadah puasa sunnah Sawwal.
Mereka akan mengunjungi banyak tempat yang dianggap mempunyai nilai-nilai sakral. Terutama mengunjungi makam-makam yang dianggap keramat, masyarakat Muslim Suku Sasak menggelar do'a dan ruwah (ruwatan) yang sering kali disebabkan oleh kaul (janji, red) demi menghormati leluhur atau cikal bakal dakwah Islam di Pulau Lombok.
Di makam yang dianggap keramat itu, biasanya perayaan Lebaran Topat digandeng dengan prosesi ngurisang (potong rambut bayi, red) atau bahkan syukuran sunatan untuk anak-anak mereka.
Saat ini, prosesi budaya tersebut sudah bergeser tidak hanya menjadi prosesi ritual kebudayaan, namun menjadi event plesiran keluarga pasca puasa di bulan Ramadhan dan puasa Sawwal.
Di Lombok Barat sendiri, terang Kepala Dinas Pariwisata Ispan Junaidi, ritual Lebaran Topat sudah dijadikan kalender pariwisata.
"Sesuai tradisi, semua tempat menyelenggarakan Lebaran Topat. Ada di Pantai Elak-Elak Sekotong, Taman Narmada, Sesaot, Pantai Cemare, dan yang kita fasilitasi di Pantai Duduk Batulayar," terang Ispan Junaidi.
Untuk kegiatan Lebaran Topat di Pantai Duduk, Ispan memastikan bahwa aneka prosesi adat harus dilalui.
"Diawali dengan nyekar ke Makam Batulayar untuk berdo'a, mengambil air, dan berdo'a, baru dimulai di lokasi," terang Ispan.
Menurut Ispan, prosesi ziarah makam itu sudah pakem (baku, red) dalam tradisi masyarakat Muslim Suku Sasak.
Prosesi ziarah makam akan dipimpin langsung oleh Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid dengan didampingi oleh Tokoh Agama dan Tokoh Adat di Lombok Barat. Sedangkan di lokasi (Pantai Duduk, red), masyarakat bersama Pemkab Lombok Barat sudah menyiapkan Topat Agung (Ketupat Utama, red) yang berisikan ribuan ketupat kecil dan dirangkai menjadi satu dan berbentuk ketupat raksasa.
Ketupat Agung itu diarak mengelilingi lokasi acara untuk kemudian diserahkan ke Bupati sebagai prosesi simbolik acara ruwatan. Bupati lalu didaulat untuk mengambil ketupat pertama bersama para tokoh agama, adat, dan tokoh masyarakat untuk kemudian menjadi suguhan utama pada dulang pesaji (makanan persembahan, red) yang dimakan oleh semua yang hadir secara bersama-sama.
"Itu sudah pakem acaranya. Tentu diselingi dengan pementasan seni tradisional yang akan menghibur para tamu," terang Ispan Junaidi.
Untuk tahun ini, tambah Ispan, seni tradisional yang akan dipentaskan adalah "bebeduk" dari Dasan Montor Grimak Narmada, "zikir saman" dari group Desa Ranjok Gunung Sari, lalu 'tari rudat" dari group Desa Batu Layar, dan "tari kontemporer" dari Sanggar Kesenian Tari Lombok Barat yang dipimpin oleh Seniman Yeyen.
"Besok juga akan diramaikan oleh group qasidah yang juara 1 nasional," tambah Ispan sambil merahasiakan nama group kasidah tersebut.
Namun khusus untuk penyelenggaraan tahun ini, prosesi lebaran topat tahun ini diawali sehari sebelumnya.
"Pada malam sebelum acara, yaitu tanggal 12 pukul 20.00 itu, akan ada acara "pepaosan" atau memace (membaca, red) lontar yang akan dilakukan oleh budayawan Lalu Nasib," pungkas Ispan sambil berharap masyarakat luas bisa menghadiri acara tersebut. (Eka)
0 Komentar