Wagub NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah bersama Kadis Perdagangan Hj. Putu Selly Andayani dan Kepala Balai POM Mataram GAN Suarningsih menggelar sidak takjil dari bahan pangan berbahaya |
Mataram (postkotantb.com)- Bertempat di sentra takjil wilayah Kota Mataram, Jumat, (10/5), Wakil Gubernur NTB Hj. Sitti Rohmi Djalilah bersama Kadis Perdagangan Hj. Putu Selly Andayani dan Kepala Balai POM Mataram Gusti Ayu Nengah Suarningaih beserta satgas pangan, menggelar sidak dan pengawasan Takjil bebas dari bahan pangan berbahaya seperti Formalin, Boraks, Rhodamin B dan Methanyl Yellow".
Pengambilan dan pemeriksaan sampel Takjil dilakukan oleh Petugas dari Balai Besar POM Mataram di beberapa lokasi wilayah Kota Mataram antara lain di Majapahit, Pasar ACC, Kebon Roek, Panji Tilar dan Airlangga Gomong.
Adapun jenis sampel yang diambil antara lain kue, puding, cilok, plecing, krecek/pencok, ikan kerupuk tempe, lontong, es buah, tahu dan beberapa produk pangan lainnya.
Dari hasil pemeriksaan 83 sampel yang diambil, positif mengandung bahan berbahaya hanya 1 sampel berupa kerupuk tempe yang positif mengandung boraks, diambil dari Jl. Airlangga-Gomong, sedangkan sampel lainnya negatif.
Wagub NTB menekankan agar terus dilakukan pembinaan terhadap pedagang dan pelaku usaha untuk tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya dalam pembuatan makanan/takjil baik melalui pengawasan, sosialisasi maupun surat edaran.
"Kita ingatkan ke pedagang untuk tidak menggunakan bahan pangan berbahaya, nanti kita akan berikan pembinaan dan sosialisasi tentang bahayanya menggunakan bahan pengawet serta pemanis buatan," ujar Wagub.
Kepala BBPOM Mataram Gusti Ayu Nengah Suarningsih menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat yang sedang menjalankan ibadah puasa ramadhan dari peredaran produk pangan khususnya takjil yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan kegiatan ini akan terus dilakukan selama bulan ramadhan.
Hasil temuan tersebut ditindaklanjuti dengan memberikan pembinaan kepada para pedagang kecil dan akan ditelusuri produsennya untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Kegiatan ini untuk memberi rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang membeli dan mengkonsumsi takjil, selain itu kita berika edukasi ke pedagang tentang bahayanya menggunakan formalin, borak dan bahan pangan berbahaya lainnya," tutup Suarningsih.(RZ)
0 Komentar