Truk Pengangkut Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumbawa |
Sumbawa Rea (postkotantb.com)- persoalan persampahan di kabupaten sumbawa menjadi persoalan serius yang harus ditangani sedini mungkin. jika hal ini tidak segera dilakukan, maka sampah akan menjadi salah satu sumber penyakit. sebaliknya, jika persoalan sampah ditangani dengan sentuhan teknologi, maka akan mampu meni gkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, A. Haris S.Sos, MM mengatakan, secara khusus di NTB, sampah ini menjadi persoalan serius untuk menjadi perhatian. dari pemantauan kami untuk sementara ini, yang mampu dilaksanakan oleh Dinas LH Sumbawa selaku yang bertanggungjawab terhadap persampahan hanya baru mampu melaksanakan pengambilan dari titik pengumpulan sampah, untuk diangkut ke TPA Raberas atau diangkut sampai ke Lekong.
"semestinya, TPA itu ada pemilahan, ada pengolahan, dan lainnya. meski demikian, pihaknya mencoba menghidupkan kembali Bank Sampah yang pernah ada dan saat ini berhenti," ujar umar A. Haris yang baru beberapa minggu menjabat sebagai Kadis LH Sumbawa.
menurut A. Haris, sesungguhnya sampah ini kalau dipilah dan diolah akan bernilai ekonomis, untuk menambah pendapatan masyarakat jika dikelolah dengan baik. selain itu, jika persoalan sampah ditangani secara maksimal dengan penerapan teknologi, maka sekaligus berdampak positif menurunkan angka kemiskinan seperti yang disampaikan oleh Gubernur NTB berkaitan dengan Zero Waste. "itu salah satu cara mengurangi angka kemiskinan melalui penerapan tehnologi pengolahan sampah," tukasnya.
lebih lanjut dikatakan A. Haris, berkaitan dengan luas wilayah kabupaten sumbawa dan armada pengangkut sampah yang beroperasi saat ini ada 16 truk, diantaranya 6 Amroll, 10 truk, Kendaraan roda tiga ada 9, beberapa TPS mini, serta 39 kontainer, dan sebagainya yang harus diberikan pelayanan, itu sangat jauh dari standar operasional untuk memberikan pelayanan maksimal. termasuk kondisi anggaran juga karena mengikuti sarana dan prasarana yang ada. "Kami mencoba untuk membenahinya sedikit demi sedikit, mulai dari jumlah personil pasukan kuning beserta armada yang masih beroperasi untuk memberikan pelayanan yang maksimal, mewujudkan jalan-jalan strategis di dalam kota sumbawa agar bersih dari tumpukan sampah dan tamaman rumput liar yang tumbuh di sepanjang jalan strategis kota," tegasnya.
dengan keterbatasan jumlah armada yang ada dibanding luas wilayah atau jumlah titik yang ada, maka dibutuhkan tambahan sekitar 5 kontainer, 10 truk untuk mampu mengcover zona zona yang berada di jalan negara, 1 unit truk disertai beberapa kontainer di tempatkan di zona barat, di zona timur juga demikian untuk wilayah empang - tarano, kemudian plampang - maronge, zona lape - lopok. "makanya saya minta kepada UPT untuk benar-benar melakukan pemeliharaan terhadap armada yang ada saat ini, jika tahun 2020 mendatang sudah ada penambahan armada maka LH akan mampu memberikan pelayanan maksimal untuk mengatasi persoalan persampahan di kabupaten sumbawa," pinta A. Haris.
untuk diketahui, dari data Bagian Aset Daerah, ada 13 titik pengumpulan sampah di kabupaten sumbawa hanya baru 2 titik yang dioperasionalkan yakni TPA Raberas dan TPA Lekong, artinya masih ada 11 titik yang belum dimanfaatkan. dari pemantauan 11 titik tersebut, dalam waktu dekat akan dilakukan turun lapangan untuk melakukan pengecekan, apakah persoalannya dari segi letak, atau terkendala dengan akses masuk ke lokasi, itu akan kami cek ke lapangan. jika nantinya tidak ditemukan kendala baik letak maupun akses masuk ke lokasi penampungan sampah di 11 titik tersebut, kenapa tidak lokasi tersebut dimanfaatkan sehingga ada daya jemput dan daya antar sampah yang ada di kecamatan-kecamatan untuk diantar ke lokasi terdekat sehingga mengurangi biaya operasional, tandas pejabat santun ini. (jim)
0 Komentar